Pagi sobat blogger,koneksi lelet jadi terpaksa kegiatan maen game farm town di facebook di stop hari ini.. dari pada bengong2 baiknya kita brosing2.. tadi sewaktu ane singgah di kompas si ana ketemu sebuah tulisan dengan judul Kami Bercerai Sebab Kami “Bukan Jodoh”... hiks.. hiks... siapa si yang tau urusan jodoh ?????? wedan seenaknya dewe bikin alasan cerai...
Hampir di seluruh nusantara memiliki budaya menarik hari baik berdasarkan pengkalenderan masing2 suku, tidak hanya pada suku jawa.. nah berhubung author blog ini orang Tanah Karo Simalem (suku karo), suku karo juga ketika sepasang muda mudi hendak melangsungkan pernikahan kerap dilakukan perhitungan berdasarkan nama... jika berdasarkan pencocokan nama dari sepasang muda mudi tersebut dihasilkan hitung2an yang tidak cocok (akan membawa bala) maka para tetua bukanlah melarang mereka melangsungkan pernikahan... tapi diberi solusi untuk mengganti nama panggilan salah satu calon penganten, artinya yang diganti bukan nama ka-te-pe (KTP). sebenarnya kalau menurut saya solusi ini diambil hanyalah untuk menghindarkan pasangan mempelai terikat dengan sugesti mitos...
tak jarang, dang rasanya hampir setiap kita pernah talonsong (keceplosan) berkata "yah mau gimana lagi udah nasip kali", atau mungkin juga setiap kita pernah menyesali bahkan menangisi sesuatu yang sudah lampau (takdir).
seorang abang becak berkeluh sambil mengayuh "coba dulu saya mau sekolah, pasti nggak jadi penarik becak"
seorang narapidana didalam penjara meratap "andai saya tidak korupsi, mungkin sarapan pagi bersama anak2"
pedagang sayur tersenyum dan berbisik dalam hati "Alhamdulillah, laba jualan bulan ini bisa bayar spp anakku tersayang"
Takdir diluar kuasa makhluk, tapi sebelum takdir itu di diciptakan.. setiap makhluk diberi kesempatan untuk nasipnya. adalah beda takdir dengan nasip??? ya sobat.. berbeda.. ^_^'. perbedaannya ada pada waktu.. takdir itu sudah pasti kejadiannya dan sudah berlangsung waktunya. contohnya Author blog ini lahir pada hari minggu, 28 november tahun rahasia (hheheh), itu sudah menjadi takdir Author blog ini dan gak bisa diubah lagi.. mau mengeluarkan air mata sebaskom pun agar tanggal lahir itu berubah jadi 29 November gak kan pernah bisa.... sebab dia adalah takdir...
"Nasib", nama orang dikampung saya ada yang namanya Nasib sedangkan "Takdir" gak ada orang di kampung sya yang namanya takdir.. heheh..
Untuk sohib blogger yang Muslim tentu sudah pernah mendengar terjemahan (QS 13:11), "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Nasib itu adalah keadaan saat ini... kita tentu sering mendengar ungkapan2 pendek "nasib baik sedang berpihak padamu" atau "nasibnya sedang baik" itulah nasib..
kita kembali ke permasalahan di awal tadi.. si suami ingin menceraikan isterinya karena tidak 'JODOH'. Jodoh itu adalah takdir... setelah Ijab kabul, maka saat itu sudah terbentuk satu takdir.. bahwa wanita itulah jodohnya. sedangkan urusan cocok dan tidak cocoknya itu adalah keadaan.. tidak akan dirubah ketidak cocokan itu antara mereka berdua, sebelum mereka berdua berusaha merubah ketidak cocokan itu... nah mungkin disinilah sangat dibutuhkannya toleransi antara suami dan istri di dalam rumah tangga itu (ceile.. macem dah punya istri aja ni author blog selalu ada solusi)
Ngantuk... lain kali dilanjutin deh...
.
.
.
si laki dalam tulisan tersebut berniat menceraikan istrinya karena menurut perhitungan kalender jawa mereka itu tidak cocok untuk bersatu.. itulah inti case kita saat ini
Hampir di seluruh nusantara memiliki budaya menarik hari baik berdasarkan pengkalenderan masing2 suku, tidak hanya pada suku jawa.. nah berhubung author blog ini orang Tanah Karo Simalem (suku karo), suku karo juga ketika sepasang muda mudi hendak melangsungkan pernikahan kerap dilakukan perhitungan berdasarkan nama... jika berdasarkan pencocokan nama dari sepasang muda mudi tersebut dihasilkan hitung2an yang tidak cocok (akan membawa bala) maka para tetua bukanlah melarang mereka melangsungkan pernikahan... tapi diberi solusi untuk mengganti nama panggilan salah satu calon penganten, artinya yang diganti bukan nama ka-te-pe (KTP). sebenarnya kalau menurut saya solusi ini diambil hanyalah untuk menghindarkan pasangan mempelai terikat dengan sugesti mitos...
tak jarang, dang rasanya hampir setiap kita pernah talonsong (keceplosan) berkata "yah mau gimana lagi udah nasip kali", atau mungkin juga setiap kita pernah menyesali bahkan menangisi sesuatu yang sudah lampau (takdir).
seorang abang becak berkeluh sambil mengayuh "coba dulu saya mau sekolah, pasti nggak jadi penarik becak"
seorang narapidana didalam penjara meratap "andai saya tidak korupsi, mungkin sarapan pagi bersama anak2"
pedagang sayur tersenyum dan berbisik dalam hati "Alhamdulillah, laba jualan bulan ini bisa bayar spp anakku tersayang"
Takdir diluar kuasa makhluk, tapi sebelum takdir itu di diciptakan.. setiap makhluk diberi kesempatan untuk nasipnya. adalah beda takdir dengan nasip??? ya sobat.. berbeda.. ^_^'. perbedaannya ada pada waktu.. takdir itu sudah pasti kejadiannya dan sudah berlangsung waktunya. contohnya Author blog ini lahir pada hari minggu, 28 november tahun rahasia (hheheh), itu sudah menjadi takdir Author blog ini dan gak bisa diubah lagi.. mau mengeluarkan air mata sebaskom pun agar tanggal lahir itu berubah jadi 29 November gak kan pernah bisa.... sebab dia adalah takdir...
"Nasib", nama orang dikampung saya ada yang namanya Nasib sedangkan "Takdir" gak ada orang di kampung sya yang namanya takdir.. heheh..
Untuk sohib blogger yang Muslim tentu sudah pernah mendengar terjemahan (QS 13:11), "Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Nasib itu adalah keadaan saat ini... kita tentu sering mendengar ungkapan2 pendek "nasib baik sedang berpihak padamu" atau "nasibnya sedang baik" itulah nasib..
kita kembali ke permasalahan di awal tadi.. si suami ingin menceraikan isterinya karena tidak 'JODOH'. Jodoh itu adalah takdir... setelah Ijab kabul, maka saat itu sudah terbentuk satu takdir.. bahwa wanita itulah jodohnya. sedangkan urusan cocok dan tidak cocoknya itu adalah keadaan.. tidak akan dirubah ketidak cocokan itu antara mereka berdua, sebelum mereka berdua berusaha merubah ketidak cocokan itu... nah mungkin disinilah sangat dibutuhkannya toleransi antara suami dan istri di dalam rumah tangga itu (ceile.. macem dah punya istri aja ni author blog selalu ada solusi)
Ngantuk... lain kali dilanjutin deh...
.
.
.