Tokyo, Update 21.00 KBRI Tokyo, informasi yang diperoleh dari Tim Relief KBRI Tokyo yang berada di Sendai bahwa sudah terkumpul sekitar 114 WNI yang akan siap dievakuasi malam ini ke Tokyo. Kaum wanita dan anak-anak menjadi prioritas dalam evakuasi pertama ini. Kondisi pengungsi WNI, pantauan dari tim, sebagian masih tampak trauma akibat gempa susulan yang masih terus berlangsung. Soal medis, sejauh ini tampaknya cukup tertangani. Di samping itu, ada suami-istri dokter WNI yang juga turut membantu para pengungsi WNI. Sebelumnya sekitar pukul 15.00 tadi, WNI di penampungan SMP Sanjomachi harus dipindahkan ke asrama internasional Haikang karena adanya kebakaran di Lantai 4 gedung SMP Sanjomachi. Sejauh ini dari pantauan Tim Relief yang berada di sana, sejumlah fasilitas umum, seperti listrik, air, dan gas sudah kembali pulih sejak sore tadi. Di sejumlah toko yang sudah buka, hanya dibatasi untuk pembelian bahan makanan sebanyak 5 item. Sejumlah warga tampak mengantri panjang di beberapa toko yang mulai buka. Untuk mengisi bensin, setiap kendaraan dibatasi hanya boleh 20 liter atau senilai 2000 Yen (sekitar 250 ribu Rupiah). Transportasi umum sebagian masih lumpuh, termasuk infrastruktur kereta yang hancur total di kota tersebut. Warga sangat sulit memperoleh taksi sekalipun.
Sekitar pukul 16.00 tadi di wilayah Shiogama, Miyagi terjadi gempa susulan sekitar 6.3 SR yang memicu peringatan tsunami. Tim Relief yang dipimpin oleh Mayor Zaenal Arifin berupaya untuk masuk ke wilayah tersebut, namun belum bisa, karena masih rawan. Sejumlah tentara dan polisi tampak berjaga-jaga di wilayah tersebut. Informasi yang diperoleh, ada 25 WNI di wilayah itu, yaitu nelayan kapal ikan.
Update : WNI dalam bus evakuasi dari Sendai berjumlah 112 orang, terdiri dari 29 anak-anak, 36 perempuan dan 47 laki-laki.