103 WNI pengungsi asal Sendai dan Fukushima yang tiba di Tokyo Senin pagi akan dievakuasi ke Jakarta pada hari Selasa (15/3) esok. Para pengungsi saat ini berada di gedung Sekolah RI Tokyo (SRIT), sedang beristirahat dan makan siang yang disiapkan oleh dapur umum dari pihak guru-guru, ibu-ibu KBRI dan warga Indonesia secara bergotong royong. Sebelumnya, Duta Besar Muhammad Lutfi, didampingi Tim Perlindungan WNI dari Kemlu RI, telah melakukan dialog dengan para pengungsi, yang antara lain membicarakan keputusan para pengungsi, apakah akan tetap tinggal di Tokyo, atau dievakuasi ke Indonesia. Dari dialog inilah diperoleh keputusan para pengungsi tersebut memilih dievakuasi ke Indonesia karena secara psikologis kondisi traumatik pasca gempa masih dirasakan oleh anak anak dan juga para wanita.
Sementara itu, empat WNI pengungsi asal Fukushima yang tiba di Tokyo tadi siang telah dibawa ke rumah sakit militer di Tokyo untuk menjalani pemeriksaan kesehatan yang cukup ketat melalui radiologi dan pemeriksaan darah untuk memastikan kondisi mereka. Setelah pemeriksaan menyeluruh selama sekitar dua jam, mereka telah dinyatakan aman dari radiasi.
Tim Relief KBRI Tokyo Gelombang I yang masih di Sendai Miyagi melaporkan bahwa tim telah menjemput tujuh orang perawat Indonesia bernama Wisita Permanasari, Mugiyati, Wihel, Desi, Jajang, Emey, dan Siti Nurlaeli. Tim juga telah berhasil menjemput 3 mahasiswa Indonesia dari Natori, yaitu Robert Dwiputra, Tahta Erlangga, dan Achmad Faisal Dwiputro. Pada pukul 14.30, Call Center KBRI Tokyo telah memperoleh konfirmasi kondisi selamat 10 perawat Indonesia di Aomori, yang sebelumnya dikabarkan hilang.