SUMBER DAYA AIR TANAH
KAWASAN PESISIR JAWA TENGAH SELATAN:
DAERAH PURING-PETANAHAN, KABUPATEN KEBUMEN
KAWASAN PESISIR JAWA TENGAH SELATAN:
DAERAH PURING-PETANAHAN, KABUPATEN KEBUMEN
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
Komplek LIPI, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135
Telp. 022-2503654, Fax. 022-2504593
Daerah kajian merupakan bagian dari endapan Kuarter yang membentuk dataran alluvial dan terbentang dari daerah Citanduy hingga Kulon Progo, dimana pada bagian tengahnya terdapat tinggianKarang Bolong.
Hasil analisa hidromorfologi menunjukkan bahwa daerah studi merupakan dataran alluvial yang
masih dapat dikelompokkan menjadi:
Satuan pematang pantai
Satuan ini menempati bagian selatan dari daerah studi, terdiri dari daerah tinggian dan rendahan yang berarah barat-timur, pada ketinggian 3-10 m dpl. Perbedaan antara daerah tinggian dan rendahan umumnya berkisar 2,5-4 m. Pada daerah rendahan umumnya berkembang anak-anak sungai yang mengalir ke sungai utama di barat. Litologi pada satuan ini hingga kedalaman 30 m umumnya berupa pasiran dan kaya akan air tawar.
Satuan fluvio-marine
Satuan ini menempati bagian tengah daerah studi dengan ketinggian berkisar antara 2-5 m dpl. Beberapa tinggian pada unit ini masih menunjukkan pola yang berarah barat-timur. Litologi pada unit ini terdiri dari lempung, lanau dan pasir lempungan. Pasir umumnya membentuk lensa-lensa dengan pola penyebaran yang acak. Pada lensa-lensa pasir ini dijumpai air yang bersifat tawar hingga payau pada kedalaman 1-2,5 m.
Satuan fluvial
Satuan ini terdapat pada bagian utara daerah studi dengan ketinggian 3-7 m. Lebih kearah utara
satuan ini berubah secara gradual menjadi bagian dari tekuk lereng dari wilayah perbukitan sedimen Tersier. Litologi pada unit ini terdiri dari lempung, lanau dan pasir lempungan. Lensa-lensa pasir umumnya terdapat pada daerah tinggian yang berarah utara-selatan mengikuti arah aliran anak-anak sungai. Air tawar dijumpai pada lensa-lensa pasir ini dengan kedalaman antara 1,5-6 m. Lebih dari itu air yang dijumpai umumnya bersifat payau.
Hasil analisa geolistrik menunjukkan bahwa air tawar pada daerah lokasi studi detail diwakili oleh besaran 58-422 ohm-m, air tanah payau oleh besaran 8,2-44,8 ohm-m dan air asin oleh besaran 1,7-4,6 ohm-m. Selain itu pada daerah ini airtanah tawar terdapat pada kedalaman < 40 m.
Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan studi ini adalah sebagai berikut:
Air tanah tawar
Potensi terbesar mengenai air tanah tawar yang terdapat di daerah studi adalah terletak pada satuan pematang pantai yang terletak di selatan dengan kedalaman ≤ 30m. Penyusupan air laut di daerah pantai umumnya bersifat sempit, terdapat pada daerah batas laut-daratan. Hal ini diduga erat kaitannya dengan proses sub-marine ground-water discharge. Untuk itu tentunya perlu adanya pembuktian lebih lanjut. Mengingat daerah imbuhan (recharge) untuk air tanah tawar disini adalah daerah itu sendiri (bukan berasal dari daerah hulunya), kondisi sekarang ini menunjukkan bahwa di daerah tersebut belum terjadi eksploitasi yang berlebihan pada air tanah tawar. Pada pematang pantai diperkirakan terdapat pola aliran air tanah ke utara yang mempengaruhi kualitas air pada daerah fluvio-marine seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 12. Model tersebut ternyata menunjukkan bahwa batas unit hidromorfologi ternyata tidak sama dengan penyebaran air tanah tawarnya.
Air tanah payau/asin
Studi menunjukkan bahwa penyebaran air tanah payau/asin yang masuk jauh ke daratan, diperkirakan bahwa proses terjadinya air payau/asin ini adalah bersamaan dengan terbentuknya satuan hidromorfolgi fluvio-marine. Selanjutnya kantung-kantung air ini mengalami pengenceran (flushing) baik oleh air hujan maupun aliran air tanah dari hulu, atau malah terlindung oleh lapisan lempung yang memiliki permeabilitas yang rendah. Secara keseluruhan hasil studi menunjukkan bahwa walaupun kawasan pesisir ini terletak pada pulau besar, tetapi perlakuan pengelolaan sumberdaya air tanah dalam hal ini adalah mirip dengan pulau kecil yang memiliki keterbatasan daratan yang dapat berfungsi sebagai daerah tangkapan hujan yang merangkap daerah imbuhan. Untuk kawasan pesisir semacam ini jelas diperlukan adanya kearifan dalam usaha pengelolaan sumberdaya air terutama pada daerah unit pematang pantai dalam kerangka berkelanjutan, efektif, dan efisien.
Kata kunci: sumberdaya air kawasan pesisir, penyusupan air laut, air tanah tawar, air tanah payau/asin satuan fluvial, satuan fluvio marine, satuan pematang pantai.