Apa yang akan terjadi satu detik lagi setelah membaca tulisan ini... sunggu tidak ada makhluk yang dapat memastikannya, kemampuan kita (makhluk) mengetahui kejadian sesaat di depan hanyalah sebatas prediksi... hanya saja semakin pendek rentang waktu dengan masa depan semakin mudah memprediksi kejadian... di samping itu faktor sebab akibat sangat memnentukan pengetahuan kita akan masa depan (nanti). ketidak pastian bagi makhluk inilah yang kita sebut dengan gaib..
Sebab akibat (Sunatullah) adalah faktor utama prediksi, semakin banyak kita mencoba sesuatu secara berulang semakin kuat akal kita memahami sebab akibat, dan disanalah sebab akibat akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan bukan kepastian. Saat ada orang yang bertanya; “Berapa ongkos becak dari rumah anda ke pasar?” umumnya kita akan menjawab “biasanya, Rp...”. sebab hari itu bisa jadi tarif ongkos becak naik, atau bisa juga turun... bahkan bisa jadi gratis ‘mungkin abang becaknya lagi ulang tahun hari itu...’ heheh... atau jika ada teman mengundang kita ke suatu tempat esok atau lusa, banyak kita yang menjawab dengan “oke, liat nanti ya :)”.
Sikapilah kegaiban masa depan dengan bijak sebagai makhluk, makhluk yang bijak tentunya makhluk yang sadar akan kekuatan dan kelemahannya, serta mampu mengakui dan memfasilitasi kelemahan itu. ‘Insyaallah’ inilah kata yang banyak terucap dari bibir yang bijak... sebab dengan satu kata ini kita mengakui kelemahan dan juga segaligus memperkuat harapan akan terjadinya sebuah prediksi.
Sebab akibat (Sunatullah) adalah faktor utama prediksi, semakin banyak kita mencoba sesuatu secara berulang semakin kuat akal kita memahami sebab akibat, dan disanalah sebab akibat akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan bukan kepastian. Saat ada orang yang bertanya; “Berapa ongkos becak dari rumah anda ke pasar?” umumnya kita akan menjawab “biasanya, Rp...”. sebab hari itu bisa jadi tarif ongkos becak naik, atau bisa juga turun... bahkan bisa jadi gratis ‘mungkin abang becaknya lagi ulang tahun hari itu...’ heheh... atau jika ada teman mengundang kita ke suatu tempat esok atau lusa, banyak kita yang menjawab dengan “oke, liat nanti ya :)”.
Sikapilah kegaiban masa depan dengan bijak sebagai makhluk, makhluk yang bijak tentunya makhluk yang sadar akan kekuatan dan kelemahannya, serta mampu mengakui dan memfasilitasi kelemahan itu. ‘Insyaallah’ inilah kata yang banyak terucap dari bibir yang bijak... sebab dengan satu kata ini kita mengakui kelemahan dan juga segaligus memperkuat harapan akan terjadinya sebuah prediksi.