bukan dengan maksud lebay atau sebagainya :), tapi kerena bulan ini kelihatannya memang musim kawin, saban hari hape-ku berbunyi gara-gara banyak sapi minta kawin…. bukan ntu aja… sepanjang jalan klo dah sabtu - minggu banyak papan bertuliskan seomoga berbahagia, plus ditambah gambar sepasang merpati, kadang gambar hati bergandeng.. xixixi..
Klo aku nanti yang hajatan.. kusarankan siapapun yang mau kirim papan bunga…. Bagus gak usah deh… bagus biaya papan bunga tu langsung disumbangkan dalam bentuk mentahnya aja alias duit sajalah, klo papan bunga gak menguntungkan tu…. Malah bikin sumpek…. Xexeexe.. (mata duitan neh), bukan gitu sob…. Tapi klo duit kan bisa jadi modal.. beli-beli alat dapur tu… lha klo papan bunga…??? Di dapur pun gak bisa jadi kayu bakar.. heheh
Ok ni tulisan cuman iseng doang... karena mang lagi zero ide buat nulis ne...
Ok kita mulai... (bacanya gaya deklamasi yah...heheh)
Ehm... ehm... ehmmm.... (cek pita suara tenggorokan)
Aku yang menikahimu hanya lelaki biasa
(cuit...cuit.... kata penonton)
Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak.. (mulai hening neh)
Terima kasih karena telah menerimaku di antara jutaan lelaki tampan nan gagah di luar sana, yang siap untuk memilihmu..
Padahal kau begitu tahu, aku hanya lelaki biasa,
yang sangat jauh dari sempurna.
Karenanya ku ingin kau tahu,
aku bukan lelaki yang sempurna,
aku begitu banyak kekurangan.
Maka ketahuilah..
Kepadamu yang akan menerimaku kelak..
aku tak sebijak putra mahkota dari negeri dongeng,
karenanya ku ingin kau tahu,
aku boleh saja berbuat salah dan begitu menyebalkan.
Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku,
jangan marah padaku,
nasihati aku dengan hikmah,
karena bagiku kaulah penasehatku,
kan kudengar semua perkataanmu..
Duhai kau yang telah menerimaku kelak..
Ingatlah, tak selamanya aku dapat nampak gagah dan tabah,
ada kalanya aku akan begitu letih.
Mungkin karena aku begitu sibuk mengais-ngais seringgit dua ringgit,
mencangkol ditanah kering yang tak berhujan, demi lembaran yang akan kau belanjakan
-insya’Allah-.
Maka aku akan tampak kotor dan berbau tanah.
Terima kasih karena telah menerimaku di antara jutaan lelaki tampan nan gagah di luar sana, yang siap untuk memilihmu..
Padahal kau begitu tahu, aku hanya lelaki biasa,
yang sangat jauh dari sempurna.
Karenanya ku ingin kau tahu,
aku bukan lelaki yang sempurna,
aku begitu banyak kekurangan.
Maka ketahuilah..
Kepadamu yang akan menerimaku kelak..
aku tak sebijak putra mahkota dari negeri dongeng,
karenanya ku ingin kau tahu,
aku boleh saja berbuat salah dan begitu menyebalkan.
Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku,
jangan marah padaku,
nasihati aku dengan hikmah,
karena bagiku kaulah penasehatku,
kan kudengar semua perkataanmu..
Duhai kau yang telah menerimaku kelak..
Ingatlah, tak selamanya aku dapat nampak gagah dan tabah,
ada kalanya aku akan begitu letih.
Mungkin karena aku begitu sibuk mengais-ngais seringgit dua ringgit,
mencangkol ditanah kering yang tak berhujan, demi lembaran yang akan kau belanjakan
-insya’Allah-.
Maka aku akan tampak kotor dan berbau tanah.
Atau karena seharian ku harus mejajakan sedikit perniagaan di bawah teriknya siang
agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat.
Maka mungkin aku tak sempat bercukur sekalipun..
Dan mungkin pula di suatu hari hanya uang seribu yang harus kubawa pulang...
Bahkan bisa jadi, tali pinggangku harus tinggal di pasar loak...
Demi membawakan sebungkus roti harga seribu....
Yang akan kita bagi di gubuk yang kecil....
maka kuharap engkau bersabar dengan itu...
Ataukah kau akan menemukanku dalam suasana keputus asaan....,
Maka kuharap ingatkan aku tentang cerita Nabi Ayub AS.
Atau... katakan saja “abang... banyak yang lebih sulit dari kita....”
Duhai bidadariku di suatu masa kelak....
mungkin matamu akan tersenggol kilauan berlian di gelang istri tetangga....
sungguh.... jika saat tu ku mampu, jangankan kilauan berlian... gunungpun kan kugendongkan untukmu... (xixixi, gombal)
mungkin di tengah arisan, HP-mu akan berbunyi....
dan terdengar suaraku menanyakan dimana lauk hari itu...
mudah-mudahan kau tidak bersebunyi dari keramaina tuk ngankat HP...
karena hari itu di rumah kita hanya ada sambal terasi plus daun ubi...
berbanggalah.. dan katakan “bang ikan asinnya di atas rak piring”
janganlah engkau jawab panggilanku dengan “ih.... abang ni, ngapainlah nelpon-nelpon”
aduh... jika itu yang kau jawab... mungkin aku hanya bisa ber-doa, “mudah-mudahan engkau baik-baik saja” (hehe)
Padamu yang menjadi navigator dalam hidupku kelak..
Ketahuilah, mungkin ada saatnya aku akan lelah,
ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah,
tapi aku hanya lelaki biasa,
maka bersabarlah,
Ataukah ada kalanya aku lupa melaporkan akuntansi kita hari itu...
Atau aku lupa melaporkan rupiah yang kubelikan kancing peniti, pengganti kacing bajuku yang tanggal di hari itu....
Yakinlah bukan maksudku menyembunyikan perbendaharaan darimu....
Maka sapalah aku dengan lembut dan tersenyum.....
ehm..ehm.... apa lagi ya... udah aja dulu ah... tar kepanjangan muak bacanya... ^_^’
  | posting ni diikitin ke lomba tanda cinta di januari deh.... heheh..pe-de amat.... xixixixi... nampang-nampang |